welcome to my blog, may be useful for all

Monday, November 26, 2012

Bank Sampah Permata Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Beberapa tahun  belakangan ini kata Bank Sampah sudah tidak asing lagi terdengar ke telinga kita. sebenernya apa sih bank sampah itu ? Bank sampah terdiri dari 2 kata yang terdiri dari Bank yang bermakna positif yaitu tempat untuk menabung, kita semua tahu bahwa Bank yang ada di sekitar kita bangunannya bersih, tertata rapi, ber-AC dan pegawai yang ada rapi, cantik, ganteng dan sangat sopan, kata bank ini disandingkan dengan kata sampah yang bermakna negatif yaitu barang /benda yang sudah tidak terpakai dan dibuang kecuali tinja, pandangan masyarakat tentang sampah yaitu bau, berserakan, mengurangi estetika dan sebagai sarang penyakit. Kedua kata ini disandingkan menjadi kata Bank Sampah yang satu sama lain saling melengkapi yang artinya sebuah tempat untuk menabung sampah. Masyarakat menabung sampah dan hasil tabungannya bisa ditarik dalam bentuk rupiah.
Bank sampah ini pertama kali dirintis oleh Bapak Bambang Suwerda seorang dosen di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang mengajar di Jurusan Kesehatan Lingkungan sejak tahun 2008. Berkat ide dari Bapak Bambang ini, Bank Sampah muncul sebagai penyelesaian masalah sampah di Indonesia yang dianggap tidak pernah usai. Bahkan Bank Sampah merupakan suatu hal yang pertama di dunia yang berasal dari Indonesia. Betapa kreatifnya orang Indonesia ! Bank Sampah yang pertama dirintis Pak Bambang adalah Bank Sampah Gemah Ripah yang terletak di Badegan, Bantul, DIY.
Setelah Bank Sampah Gemah Ripah berdiri, banyak bermunculan bank sampah lainnya di berbagai daerah di seluruh Indonesia seperti di Padang, Banjarmasin dan saat ini Bank Sampah sudah ada di Malaysia dan Thailand, WOW !
Salah satu Bank Sampah yang berdiri di sekitar saya yaitu Bank Sampah Permata Lingkungan yang ada di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Bank Sampah ini berdiri di akhir tahun 2009, yang penggeraknya adalah mahasiswa. namun, selain itu akhir-akhir ini mahasiswa sudah bekerjasama dengan karyawan., yang menjadi nasabah adalah mahasiswa, karyawan, dosen dan masyarakat sekitar yang tinggal di area kampus. Sama dengan dengan bank sampah lainnya Bank Sampah Permata Lingkungan juga bekerja sama dengan pengepul sampah untuk membeli sampah yang terdapat di bank sampah. Pengambilan tabungan dengan bentuk rupiah dilakukan dengan metode bagi hasil dimana untuk nasabah 75% dan untuk kas Bank Sampah 25% seperti kebanyakan bank sampah lainnya, namun ada juga Bank sampah yang menerapkan 85% untuk nasabah, dan sisanya untuk kas bank sampah. Hal ini tergantung dengan kesepakatan Bank sampah dan masyarakat setempat, jadi di masing-masing Bank Sampah berbeda kesepakatannya. Untuk hasil tabungannya bisa diambil 3 bulan sekali.
Berikut gambar Bank Sampah Permata Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 

Cara menabung di Bank Sampah Permata Lingkungan sama dengan cara menabung di Bank Sampah lain pada umumnya yaitu :
  1. Nasabah datang ke bank sampah
  2. Setelah itu teller bank sampah menimbang sampah yang ditabung dan menentukan jenis sampah yang ditabung
  3. Selanjutnya, teller bank sampah menulis dalam slip setoran tabungan sampah dan mencatat di buku induk bank sampah.
  4. Teller melabeli jenis sampah yang ditabung
  5. Teller memasukkan sampah ke loker bank sampah
  6. Teller mengkomunikasikan ke pembeli sampah mengenai jenis dan berat sampah serta kapan harus datang mengambil hasil.
  7. Teller mengisikan jumlah nominal ke buku rekening nasabah
Berikut gambar nasabah yang sedang menabung di Bank Sampah Permata Lingkungan :

Potongan 25% yang ada di Bank Sampah Permata Lingkungan ini digunakan untuk kegiatan operasional seperti fotocopy label, pembuatan buku rekening dan penambahan buku induk. Setelah keberadaan sampah di Bank Sampah Pertama Lingkungan sudah penuh, saatnya memanggil pengepul untuk mengambil sampah yang ada. Harga sampah tergantung dengan jenis sampah, misalnya kertas dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti Arsip, Koran dan Duplex. Harga Arsip tidak sama dengan Koran ataupun Duplex begitu sebaliknya. Sebagai contoh saja, harga arsip bisa mencapai Rp 2.300,00 namun harga koran hanya Rp 1200,00 dan Duplex Rp 600,00 per kilogramnya.
Semua sampah yang diambil oleh pengepul, dimasukkan ke buku penjualan sampah dan kemudian dijumlah lalu teller bank sampah mendapatkan uang hasil penjualan sampah keseluruhan. Tidak berhenti disitu saja, teller bank sampah lalu memasukkan pendapatan tersebut ke dalam buku rekening masing-masing nasabah.
Kini mudah bukan ? sudah ada bank sampah di sekitar kita, sampah yang awalnya tidak berarti apa-apa bisa menghasilkan rupiah dan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi kita sebagai masyarakat Indonesia..
 
Selamat menabung  di Bank Sampah Permata Lingkungan !







No comments:

Post a Comment